"Pengaruh Dunia Digital terhadap Kesehatan Mental dan Perilaku Sosial Remaja"
oleh Gigih Revolos Akhbar (Poltekkes Kemenkes Surabaya)
PENDAHULUAN
Gangguan kesehatan mental merupakan
salah satu tantangan kesehatan global yang memiliki dampak signifikan
dikarenakan prevelensi yang tinggi dan penderitaan berat yang ditanggung oleh
individu, keluarga, komunitas, dan negara ( Kohn, saxena, & levav, 2004 ). Prevelensi individu dengan gangguan
mental secara global sangat tinggi, namun jumlah individu yang mendapatkan
penganganan professional masih sangat rendah. Kesehatan mental tidak hanya berlaku bagi kelompok usia tertentu saja. Pada prinsipnya sepanjang rentang
kehidupan membutuhkan kesehatan metal. Tingkat
kecenderungan kasus gangguan kesehatan mental yang ditunjukan melalui gejala
seperti depresi dan panik/ kecemasan banyak dijumpai pada kalangan remaja usia 15 –
25 tahun yang kemudian disebut
gangguan kesehtan mental
remaja ( Badan Penelitihan
dan Pengembangan Kesehatan, 2004 ). Kesehatan Mental Remaja tidak hanya diartikan sebagai kondisi mental remaja
yang tidak mengalami penyakit mental, namun juga mencakup kemampuan untuk berfikir
secara jernih, mengendalikan emosi dan bersosialisasi dengan anak seusianya.
Remaja
yang memiliki kesehatan
mental yang baik memiliki beberapa
karakter positif seperti mudah beradaptasi dalam
keadaan stress dan dapat bangkit
dari keadaan yang sulit,
sebaliknya kesehatan mental yang buruk pada remaja dapat menyebabkan
ketidakseimbangan mental dan emosional. Salah satu penyebabnya adalah pesatnya
kecanggihan teknologi dalam era digital seperti gadget, video, internet, televisi.
Pada era modern ini, dunia digital tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan sehari hari. Bukan hanya untuk orang dewasa
melainkan juga anak anak bahkan remaja pun kini sangat sulit untuk dipisahkan
dari dunia digital, dengan adanya dunia digital, mereka dapat duduk dengan
tenang tanpa merepotkan orang yang berada disekelilingnya. Hal ini membuat
mereka terbiasa menghabiskan waktunya seharian dengan bermain dunia digital
seperti Handphone, Televisi, Internet, dan teknologi dunia digital lainnya.
Menurut Psikologi Rahmi, Kesadaran
kesehatan mental pada era digital berdampak pada perubahan fisik seperti
kelainan pada mata dan tulang akibat dari kesalahan dalam mengambil posisi
duduk. Sedangkan untuk dampak psikologis, antara lain menghindar dari bersosialisasi dengan lingkungan,
mudah bosan dan sukar berkonsentrasi. Hal ini sangatlah berpengaruh pada
kemampuan menganalisa permasalahan yang membuat otak tidak berkembang
PEMBAHASAN
Kesehatan
Mental
Federasi Kesehatan Mental Dunia ( World
Faderation for Mental
Health ) pada saat Kongres Kesehatan Mental di
London 1948, merumuskan pengertian kesehatan mental sebagai berikut : (1)
Kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang
optimal baik secara fisik, intelektual, dan emosional. Sepanjang hal itu sesuai
dengan keadaan orang lain ; (2) Sebuah
masyarakat yang baik adalah masyarakat yang memperbolehkan
perkembangan ini pada anggota masyarakatnya
selain pada saat yang sama menjamin dirinya
berkembang dan toleransi terhadap masyarakat yang lain (
Latipun & Notosoedirdjo, 2002; 31 ).
Menurut Ariady Kesehatan mental adalah
terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis
maupun psikosis. Orang yang sehat mental akan
senantiasa merasa aman dan Bahagia dalam kondisi apapun, dia juga akan
melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu
mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.
Memahami Kesadaran kesehatan mental
tidak pernah dapat dilepasakan dari pengaruh sejarah dan kebudayaan yang
berkembang di masyarakat. Sepanjang sejarah
makna sehat dan sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban manusia. Selain itu
treatment yang dilakukna juga disesusaikan dengan pemahaman terhadap kesehatan
tersebut. Meskipun konsep kesadaran kesehatan mental masih mengalami
perkembangan,
Faktor yang
Mempengaruhi Kesadaran Kesehatan Mental pada Remaja
Pada dasarnya sehat ataupun tidak mental seorang
remaja merupakan hasil dari
interaksi terhadap lingkungannya. Hal itu terjadi
bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dalam mempertahankan diri, pengembangan diri dan kelangsungan
hidupnya. Dalam interaksi terhadap lingkungannya tersebut diperlukan apa yang
disebut kemampuan adaptasi atau penyesuaian diri . dari apa yang saya baca
dalam berbagai literatur atau dari apa yang saya amati sendiri terlihat
bahwa orang – orang yang mendapat gangguan mental adalah orang yang tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya sehingga mereka lebih memilih untuk membuat dunianya
sendiri seperti bermain di dunia digital, game, televisi dll.
Kesehatan mental manusia dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang berasal
dari dalam diri seseorang seperti
sifat, bakat, keturunan dan
sebagainya. Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri
seseorang seperti lingkungan, keluarga. Faktor luar lain yang berpengaruh
seperti hokum, politik, sosial budaya, agama dan sebagainya.
Penggunaan
Dunia Digital
Saat ini, teknologi telah berkembang
sedemikian pesat. Salah satu contoh teknologi yang saat ini sangat berkembang
pesat dalam dunia digital adalah gadget. Gadget adalah sebuah alat elektronik
kecil dengan berbagai macam fungsi khusus ( Efendi, 2013 ). Dalam
perkembangannya, gadget pun memiliki bentuk bermacam – macam, seperti
smartphone, tablet, laptop, kamera dan sebagainya. Indonesia sendiri termasuk
kedalam peringkat lima besar negara pengguna gadget. Asosiasi dokter Indonesia menyarankan peran orang tua lebih selektif
lagi terhadap pemberian fasilitas dunia digital kepada para remaja teruta. Hal ini
dikarenakan penggunaan dunia digital lebih banyak digunakan untuk mengakses hal
– hal negative seperti pornografi, bermain game hingga seharian, ini semua berdampak
pada kesehatan mental remaja tersebut seperti kerusakan pada mata maupun
ganguan psikis akibat melakukan imajinasi di dunia nyata. Batasan
pengunaan pada anak usia 0-2 tahun sama sekali tidak boleh terpapar gadget. Sementara anak usia 3-5 tahun dibatasi
satu jam perhari
dan dua jam untuk anak usia
6-18 tahun. Namun faktanya, semua kalangan dari anak – anak hingga tua dan
terutama remaja justru menggunakan gadget 4-5 kali lebih banyak dari jumlah
yang direkomendasikan. Hal ini dikarenakan karena tergantungan. Bahkan
pengguanan ponsel pintar,
tablet dan dunia digital game elektronik sudah dimulai sejak usia sangat dini.
Pengaruh Dunia
Digital Terhadap Kesadaran Kesehatan Mental Remaja
Didalam era Globalisasi perlu dilakukan
adanya larangan ataupun Batasan untuk penggunaan digital pada berbagai kalangan
usia. Terutama pada kalangan remaja. Alasannya, sudah
banyak penelitihan yang membuktikan dampak
negative dari pengaksesan
dunia digital seperti gadget bagi kalangan anak – anak dan remaja ,yaitu: (1) pertumbuhan otak yang terlalu cepat. Pertumbuhan otak
pada usia anak – anak dan remaja mengalami perkembangan yang sangat cepat dan
perlu adanya stimulus dari lingkungan untuk mengembangkannya, termasuk dari
dunia digital. Tetapi stimulasi yang berasal dari dunia digital lebih mengarah
kepada defisit perhatian, kesulitan belajar dan kurangnya kemampuan
mengendalikan diri. ; (2) menghambat perkembangan, ketika seseorang memulai
untuk mengakses dunia digital mereka cenderung kurang bergerak yang berdampak
pada perkembangan diri seperti menurunnya prestasi dan minat menyelesaikan
study. ; (3) Obesitas, kecanduan dalam
mengakses dunia digital yang berlebihan bisa meningkatkan resiko obesitas. Remaja
yang diperbolehkan dalam mengakses ataupun
menggunakan dunia digital
kebanyakan memilih tempat kamar sebagai ruangan bermainnya dengan
ditemani oleh beberapa makanan ringan untuk menemani mereka, dikarenakan
terlalu asik maka akan meningkatkan nafsu makan sebagai teman menontonnya hal
ini yang membuat terjadinya obesitas. Padahal, obesitas dapat meningkatkan
resiko stroke dan penyakit jantung sehingga menurunkan angka harapan hidup.
; (4) Gangguan tidur , tidak semua orang dalam mengakses dan
menggunakan dunia digital mendapatkan pengawasan sehingga kebanyakan mereka
mengoperasikan gadget di kamar tidurnya, sebuah studi menemukan bahwa 60 persen
remaja usia 15 – 25 tahun yang mengakses dunia
digital di dalam kamar tidur akan mengalami gangguan tidur dikarenakan
kenyamanan dan rasa ingin mendapatkan lebih dari permainan dunia digital
sehingga berdampak pada penurunan prestasi dan minat belajar. ; (5) Penyakit
mental, sejumlah studi menyimpulkan penggunaan dunia digital yang berlebihan
merupakan faktor penyebab meningkatnya laju depresi, kecemasan, defisit
perhatian dan gangguan perilaku. ; (6) Radiasi, WHO mengategorikan
gadget
dalam
resiko
2B
karena
radiasi yang dikeluarkan. Hal ini membuat remaja lebih sensitive terkena
radiasi karena otak dan system imun masih mengalami perkembangan dan bagi
kalangan lanjut usia menyebabkan kerusakan pada mata seperti kerusakan pada
retina dan kebutaan.
Langkah
Menumbuhkan Kesadaran Kesehatan Mental pada Era Dunia Digital
Tantangan bagi manusia yang hidup pada era globalisasi yang serba digital
saat ini mulai bertambah. Pasalnya mereka harus mampu mengikuti
perkembangan dan kemajuan teknologi, upaya untuk menghindari dari kecanduan
menggunakan gadget digital menjadi tantangan tersendiri. Kemajuan teknologi tak
meluluh membawa pengaruh positif, faktanya sekarang banyak kalangan remaja
kecanduan untuk mengakses dan bekecimpung di dunia digital untuk mencari nafkah
kehidupan hingga mereka harus berakhir dalam perawatan intensif di rumah sakit jiwa.
Efek adiktif dalam penggunaan digital di
era globalisasi bisa berkembang menjadi masalah yang serius, terdapat beberapa
langkah untuk menumbuhkan kesadaran kesehatan mental pada era dunia digital
agar tidak sampai mengalami keterbalakangan
mental seperti : (1) Menciptakan Quality time dengan
keluarga, teman ataupun orang
– orang terdekat. Mencipatakan waktu khusus untuk orang – orang terdekat kita
dapat menciptakan ikatan yang lebih harmonis sehingga mereka melupakan
kesenangan mereka di dunia digital seperti bermain game, akses video di youtube
atau hanya iseng dalam bermain HP ada banyak cara untuk menghabiskan waktu yang
berkualitas kita Bersama orang terdekat seperti membaca buku Bersama, mengobrol
positive dan berlibur. ;(2) membatasi waktu penggunaan barang digital, agar
seseorang terhindar dari kecanduan untuk mengakses alat digital seharusnya
dilakukan pembatasan dari diri sendiri.
Dengan cara ini mereka akan lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka dan
lebih memahami kapan waktu yang tepat untuk menggunakan dan kapan waktu untuk
berhenti. Sehingga akan ada waktu untuk melakukan interaksi dengan lingkungan
sekitar. ; (3) melakukan hal hal yang positive,
mencegah penggunaan alat digital yang berlebihan bisa kita lakukan dengan cara
lain untuk mengekspresikan diri seperti mengikuti
seminar dan diskusi
Bersama teman. Selain
itu memiliki rutinitas atau jadwal kegiatan tertentu bisa dilakukan untuk
mencegah kita terjerumus dalam penggunaan digital.
PENUTUP
Kesehatan mental tidak hanya diartikan
sebagai kondisi mental ketika terjadi penyakit mental, namun juga mencakup
kemampuan untuk berfikir secarah jernih dan mengendalikan emosi. Gangguan
kesehatan mental banyak didapatkan pada kalangan usia 5 – 20 tahun (Remaja).
Dunia digital merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan mental.
Pengaruh bermain di dunia digital dapat berdampak pada perbuhan fisik dan
psikologis. Antara lain menghindar dari sosialisasi dengan lingkungan,
menghambat perkembangan, obesitas, gangguan tidur, dan penyakit mental.
Kesadaran terhadap kesehatan mental tidak hanya dilakukan ketika sudah terjadi
gangguan pada psikis maupun perilaku manusia. Tetapi perlu dicegah secara dini
dan diperlukan dukungan dari orang orang terdekat untuk memberikan warna
positive pada kehidupan seperti mencipatakan quality time dengan keluarga, membatasi
waktu penggunaan barang digital dan melakukan kegiatan – kegiatan positive.
DAFTAR REFERENSI
Muhimmatul Hasanah, ( 2017 ), Pengaruh Gadget Terhadap
Kesehatan Mental Anak ( Online ),
Association OF Indonesian Islamic Kindergarten Teachers Education Study
program.
Karina Desi, ( 2016 ), Pengaruh Intensitas Mengakses Fitur
– Fitur Gadget dan tingkat Kontrol
Orang tua Terhadap Kesehatan Mental Remaja ( Online ), Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro. Semarang.
Jonathan Soebiantoro, ( 2017 ), Pengaruh Edukasi Kesehatan
Mental Intensif terhadap stigma pada
penggunaan Layanan kesehatan Mental ( Artikel Penelitihan Online ), University
of Melbourne, Australia.
Siswanto.
(2007). Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya.
Yogyakarta:
ANDI OFFSET
https://Kompas.com/tren/read/
tips mencegah kecanduan dunia digital pada anak. ( diakses 24 Oktober 2019 :
18.30 )
http://www.mentalhealthcommission.ca/English/initiatives-and-projects/working-
mind . ( diakses 24 Oktober 2019 : 19.00 )